2019 Chevrolet Blazer, Tampil Gagah dan Maskulin

2019 Chevrolet Blazer

Jika Anda lahir di awal tahun 90-an atau era sebelumnya, Anda pasti mengenal nama mobil ini. Yup, Chevrolet Blazer pernah hadir di Indonesia dengan merek Opel yang berada pada naungan perusahaan yang sama, yakni General Motors atau yang biasa disingkat GM. Namun, pada Agustus 2017 lalu, kepemilikan Opel berpindah ke PSA Group, sebuah perusahaan otomotif Perancis yang membawahi beberapa merek otomotif seperti Peugeot, Citroen dan juga Vauxhall.

Setelah dua dekade tidak terdengar namanya, beberapa hari lalu tersiar gambar All-New Blazer yang mengusung konsep desain yang senada dengan Chevrolet Camaro. Terlihat pada bagian lampu, grille dan juga lekuk-lekuk desainnya.

Layout lampu memiliki kesamaan dengan Mitsubishi Expander, dimana lampu pada bagian atas hanya berfungsi sebagai Daytime Running Light atau yang biasa disingkat DRL dan lampu utama posisinya berada pada bagian bawah tempat fog lamp biasanya berada. Tentu hal ini sudah mulai menjadi tren. Para desainer dan pecinta mobil mungkin sudah bosan dengan lampu yang diletakkan di atas dan mencoba hal baru.

2019 Chevrolet Blazer

Satu hal yang saya sayangkan adalah desain belakang mobil ini. Mengapa? Jika Anda perhatikan dengan seksama, bagian belakang mobil ini mirip dengan salah satu produk otomotif Jepang, yakni Mazda CX-5.

Saya tidak bisa memastikan, hanya berpendapat saja dari pengamatan saya. Semoga saja ini hanya kebetulan semata karena tentunya kedua perusahaan otomotif ini merupakan perusahaan besar yang setiap produk yang dikeluarkan pasti sudah melalui berbagai macam pertimbangan dan proses untuk benar-benar siap mengaspal di berbagai negara.

2015 Mazda CX-5

Terdapat dua pilihan pada Blazer terbaru ini, Premier dan RS. Selain memiliki desain tangguh, Blazer juga memiliki teknologi canggih, seperti layar monitor 8-inci Chevrolet Infotainment 3 mampu melakukan koneksi sinyal 4G LTE dengan memasukkan SIM Card. Juga sudah kompatibel dengan Apple CarPlay dan Android Auto5. Tersedia enam slot USB dan fitur wireless charging.


Sedangkan untuk dapur pacu, terdapat mesin Ecotec 4-silinder kapasitas 2.5 L mampu menghasilkan 193 PS atau varian mesin V6 3.6 L, sanggup menghasilkan 310 PS dan torsi 365 Nm dengan 9-percepatan dan teknologi start/stop.

Sistem penggerak menggunakan roda depan, namun dapat di ubah menjadi penggerak keempat roda. Varian RS juga dibekali sistem AWD twin clutch. Dengan semua teknologi yang digunakan ini, Blazer memiliki performa yang menakubkan, namun tetap efisien.

Itulah sekiranya artikel kali ini. Sekian dari saya. Salam Petrolhead Indonesia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koenigsegg Jesko, Hypercar Yang Sanggup Menembus 483 km/j

Cara Kerja Mesin Rotary dan Kelebihan-Kekurangan

2019 Ram 1500 Haulcat, Truk Single Cab Dengan Performa Hellcat